bdadinfo.com

Kisah Gubernur Sumatera Habis Dikuliti Warga Air Bangis Sampai Kewalahan, Tak Ada Pekik Merdeka - News

Kisah Gubernur Sumatera dibikin habis warga Air Bangis sampai kewalahan tiada ampun, tak ada pekik merdeka   (Kolase airbangis.com dan Departemen Informasi)

- Warga Nagari Air Bangis, Pasaman Barat, gelar aksi protes ke Gubernur Sumatera Barat berhari-hari lho.

Warga Air Bangis protes dan minta Gubernur Sumatera Barat memikirkan nasib dan masa depan anak cucu mereka.

Pangkal masalahnya warga Nagari Air Bangis tidak mau proyek strategis nasional (PSN) kilang minyak dan petrokimia di desa tersebut merugikan masyarakat akibat dampak lingkungannya.

Baca Juga: 4 Stereotipe Orang Minang, dari Pedagang Handal hingga Pemilih, Berikut Fakta dan Mitosnya

Kabarnya investor PSN itu sudah siap komitmen suntik investasi Rp 150 triliun di Nagari Air Bangis.

Nah ternyata nih dari dulu kala, isu politik dan pembangunan Nagari Air Bangis sudah menjadi perhatian masyarakat nagari tersebut lho. Warga Air Bangis dikenal kritis ke rezim dan pemerintahan lho. Penasaran kan buktinya, yuk simak yuk selengkapnya. 

Dikutip dari buku Memikirkan Ulang Regionalisme: Sumatera Barat Tahun 1950-an, Gusti Asnan menuliskan warga Air Bangis sejak dekade dekade sebelumnya begitu peduli dengan kebijakan dan pembangunan di desa tersebut.

Baca Juga: Faizah Homestay, Sensasi Menginap di Tengah Persawahan Lembah Harau

Jadi Gusti menuliskan, warga Air Bangis berani lho ajukan kritik ke pemimpin daerah bila kebijakan pembangunan tidak sesuai dengan aspirasi mereka, sebaliknya warga Air Bangis akan menerima alasan pemerintah sepanjang masuk akal dan bisa memajukan nagari.

Ada kasus nyata nih perlawanan warga Air Bangis kepada Gubernur Sumatera Tengah, Ruslan Mulyoharjo waktu kunjungan ke nagari ini pada 1951.

Sebagai protes atas ketidakberpihakan kepada warga nagari, masyarakat ogah menyambut gubernur itu dengan pekik merdeka. Boikot lho.

Baca Juga: Gerakan PRRI, Kala Warga Sumatera Mendesak Penerapan Desentralisasi di Tengah Ketidakadilan Pemerintah Pusat

"Ketika di daerah lain rombongan gubernur datang, mereka disambut oleh panitia, murid murid sekolah dan masyarakat banyak, tidak ada pekik merdeka yang terdengar di nagari ini," tulis Ruslan dalam halaman 117.

Nah penelusuran panitia acara penyambutan Gubernur Ruslan waktu itu, ternyata warga nagari Air Bangis ogah pekik merdeka karena menganggap negeri mereka belum sepenuhnya merdeka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat