bdadinfo.com

Sejarah Masjid Raya Baiturrahman di Aceh, Jadi Benteng Melawan Belanda hingga Kokoh Diterjang Tsunami - News

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh

- Masjid Raya Baiturrahman, juga dikenal sebagai simbol agama, budaya, dan perjuangan rakyat Aceh, telah menjadi bagian integral dari sejarah dan kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

Berdiri kokoh di tengah bencana, masjid yang juga dikenal warganya dengan nama Masjid Ulee Lheue berlokasi di Kota Banda Aceh ini semakin dikenal dunia sejak tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam.

Tsunami yang terjadi di 26 Desember 2004 seakan menjadi bukti kuat bahwa Masjid Raya Baiturrahman senantiasa melindungi umat islam di Kota Banda Aceh.

Baca Juga: Nikita Mirzani Promosikan Shopee Live, Seller Ini Justru Kecewa Karena...

Tercatat hanya sekitar 20% saja kerusakan yang diterima oleh masjid yang begitu dicintai ini.

Dibangun pada tahun 1022H/1612M, masjid ini diinisiasi oleh Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh Darussalam.

Menariknya sebagian orang juga menyatakan bahwa Masjid Raya Baiturrahman aslinya didirikan lebih awal pada tahun 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah.

Baca Juga: Juara! Dua Ilmuwan Asal Minangkabau Ini Sukses Jadi Pakar Virus Komputer hingga Ahli Fiqih

Pada masa itu, masjid ini memiliki atap jerami berlapis-lapis yang merupakan ciri khas arsitektur tradisional Aceh.

Sejak awal, Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan ilmu agama Islam.

Selama masa perang Aceh melawan Belanda, Masjid Raya Baiturrahman mengambil peran ganda sebagai tempat ibadah dan benteng pertahanan rakyat Aceh.

Baca Juga: Dikenal sebagai Rumah Berbagai Suku, Ini Ragam Pakaian Adat yang Ada di Sumatera Utara

Dalam agresi pertama Belanda, Aceh berhasil meraih kemenangan melawan penyerang.

Masjid ini pernah menjadi tempat pertempuran sengit dalam perlawanan rakyat Aceh saat Belanda menyerang Banda Aceh pada tanggal 10 April 1873.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat