- Mega proyek water tank milik PDAM Tirta Asasta Depok menuai polemik dari warga sekitar. Mereka khawatir, bak penampungan air raksasa itu jebol dan menghantam pemukiman.
Warga yang was-was dengan kejadian itu akhirnya melakukan aksi unjuk rasa hingga melayangkan gugatan ke pengadilan terhadap PDAM Tirta Asasta Depok.
Kuasa hukum sejumlah warga, M Kahfi Nasyahputra mengatakan, ada beberapa pemicu terkait penolakan water tank PDAM Tirta Asasta Depok ini.
Baca Juga: 4 Mega Proyek di Sumbar Rampung: Nilainya Fantastis, Ada yang Diresmikan Bima Arya
Di antaranya, terkait dengan tidak adanya sosialisasi kepada warga.
"Nah itu yang menjadi dasar keberatan, karena warga sama sekali tidak mengetahui akan dibangunnya water tank sebesar itu," katanya pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Menurut dia, warga di sini hanya melihat adanya izin alat berat dan sebagainya.
"Ternyata dari warga juga pernah terdampak banjir lumpur ketika pembangunan ini di tahun 2020," ujarnya.
Baca Juga: Babak Baru Korupsi Proyek Mangkrak Gedung Kebudayaan Sumbar, Siapa AK?
Intinya, kata Kahfi, warga khawatir dengan pembangunan ini.
"Iya betul. Intinya itu," ucapnya.
Selain itu, lanjut Khafi, tidak adanya dokumen lingkungan.
"Tidak ada sama sekali sosialisasi kepada warga. Warga tidak dilibatkan sama sekali. Bangunnya juga di bidang miring, berbatasan langsung dan letaknya itu tinggi dari rumah warga."
Baca Juga: Foto Transformasi Gloria, Paskibraka Depok yang Dulu Viral Kini Menjelma Bak Bidadari
Masih menurut Kahfi, warga merasa khawatir dengan adanya proyek bak penampungan air raksasa ini. Jika masalah itu terjadi, maka yang terdampak bisa ribuan orang.
"Di sini yang berpotensi terdampak itu lebih dari 250 KK. Radiusnya sangat besar ketika terjadi kebocoroan," kata dia.