bdadinfo.com

Cuman Rp10 Ribu Per Bulan! Kemensos Bikin Rusun dengan Biaya Sewa Murah, Emang Bisa? - News

Ilustrasi (Pexels/Nicolae Casîr)




- Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia membuat dua hunian rumah susun (rusun) di Jakarta Timur dan Bekasi.

Harganya yang sangat murah, yakni Rp10 ribu per bulan, memang ditargetkan untuk warga rentan melalui seleksi oleh pihak Kemensos.

Kepala Sentra Mulya Jaya, Adrianus Alla menyampaikan biaya yang murah ini semacam dana sosial.

“Betul dikenakan biaya sewa Rp10 ribu per bulan, yang sebenarnya akan kembali ke mereka. Semacam dana sosial," ucap Adrianus.

Baca Juga: Kabar Gembira! Bimas Islam Membuka Bantuan Operasional Masjid Ramah, Ini Persyaratan dan Waktu Pendaftarannya

Secara garis besar, ada dua tipe rusun yang dibuat, yakni tipe 1 kamar dan 2 kamar.

Interiornya pun terdiri dari kamar tidur, ruang tamu atau keluarga, kamar mandi, serta dapur.

Untuk ukurannya bervariasi, mulai dari 18 meter persegi hingga 50 meter persegi.

Nah, untuk yang rusun yang disediakan oleh Kemensos merupakan tipe 42 meter persegi.

Jika kita flashback mengenai sejarah rumah susun di Indonesia, mulai sejak tahun 1950-an.

Saat itu, Sudiro yang menjabat sebagai Wali Kota Jakarta merasa suatu kota membutuhkan hunian vertikal.

Sebab, dirinya memproyeksikan mengenai masalah kepadatan penduduk.

Sayangnya, kala itu idenya dianggap kontroversial, karena belum pernah ada bangunan tinggi untuk rumah.

Baca Juga: Kabar Gembira! Bimas Islam Membuka Bantuan Operasional Masjid Ramah, Ini Persyaratan dan Waktu Pendaftarannya

Barulah pada tahun 1981, visinya dapat terealisasi dengan dibangunnya Rusun Kebon Kacang.

Adapun alasan dibangunnya suatu rusun, yakni:

- Efisiensi biaya pembangunan.
- Memaksimalkan penggunaan lahan.
- Mengatasi kepadatan penduduk.
- Menekan harga sewa atau jual.
- Merapikan pemukiman warga.

Adanya program yang diberikan oleh Kemensos tentu saja dapat membantu masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kebawah.

Sebab, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Center for Risk Management Studies (CRMS), pada tahun 2022 ada sekitar 3 juta tunawisma di Indonesia.

Mereka hidup menggelandang akibat harga properti yang semakin tidak masuk akal. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat