- Pertamina (Persero) menghadapi tantangan dalam mengelola harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia dan nilai kurs per Februari 2024.
Walaupun mengalami peningkatan, PT Pertamina memutuskan untuk tidak menaikkan harga BBM Jenis Umum atau Non Subsidi.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Kepmen ESDM No.245.K/MG.01/MEM.M/2022 yang menjadi revisi atas Kepmen No 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM Non Subsidi.
Penyesuaian harga BBM di SPBU oleh operator hilir Migas terjadi pada 1 Februari 2024.
Namun, harga BBM di SPBU Pertamina tidak ikut naik dan tetap stabil seperti pada Januari 2024.
Menteri BUMN, Erick Thohir, memberikan dukungan terhadap keputusan Pertamina untuk tidak menaikkan harga BBM Non Subsidi, mengingat stabilitas dan daya beli masyarakat harus dijaga, meskipun pesaing di pasar sudah menaikkan harga mereka.
Erick Thohir menekankan bahwa kebijakan ini sesuai dengan peran BUMN dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.
Meskipun kondisi harga minyak dunia meningkat, keputusan Pertamina mencerminkan perhatian terhadap stabilitas dan daya beli masyarakat, dan inilah yang menjadi fokus utama dalam menjalankan tugas sosialnya.
Baca Juga: Erik Ten Hag Soal Cedera Lisandro Martinez: Sangat Mengkhawatirkan untuk Karirnya
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menjelaskan bahwa Pertamina telah menerapkan efisiensi melalui digitalisasi dalam seluruh proses bisnis dari hulu ke hilir.
Digitalisasi ini memberikan dampak positif pada efisiensi biaya produksi, memungkinkan Pertamina memberikan harga BBM yang terjangkau bagi masyarakat.
Pihaknya menegaskan komitmennya dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui kebijakan harga yang stabil.
Nicke menekankan bahwa harga BBM Non Subsidi bersifat fluktuatif dan dipengaruhi oleh beberapa komponen, termasuk harga minyak mentah dan nilai kurs, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.