- Jalan Tol Yogyakarta-Bawen merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Kehadiran Tol Yogyakarta-Bawen yang terhubung dengan Tol Trans Jawa ruas Semarang-Solo diharapkan akan membawa banyak keuntungan dan manfaat untuk masyarakat sekitar.
Dengan demikian, selama masa pembangunannya pun jalan tol tersebut digarap serius. Salah satunya adalah dengan mengusung konsep ‘melayang’ karena alasan krusial berikut.
Benarkah ada campur tangan dari Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X?
Jalan tol Yogyakarta-Bawen yang dibangun melayang di atas Selokan Mataram di Kabupaten Sleman.
Kabupaten Sleman sendiri terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan dikenal kaya akan warisan sejarah dan kebudayaan yang mempesona.
Pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen tidak hanya dimaksudkan untuk mempercepat akses transportasi antara Yogyakarta dan Bawen, tetapi juga menghormati dan memelihara warisan sejarah.
Keputusan untuk menjadikan sebagian jalan tol ini melayang di atas Selokan Mataram merupakan langkah yang penuh Inovasi dan penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah.
Dinukil dari kanal YouTube @KAKA_TV, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengusulkan agar rencana Tol Yogyakarta-Bawen diubah menjadi jalan layang saja.
Hal ini dilandaskan pada alasan karena menurutnya daripada membangun Tol Yogyakarta-Bawen, lebih baik untuk membangun Yogyakarta Outer Ring Road atau jalan lingkar luar Yogyakarta saja.
Banyaknya situs-situs cagar budaya di sekitar rencana trase tol itu, kata Sultan dapat mengganggu keberlanjutan cagar budaya yang dilalui.