bdadinfo.com

Mengenali Apa Itu Equinox? Fenomena Cuaca Panas Pengaruhi Posisi Matahari yang Terjadi 2 Kali Dalam Setahun - News

Ilustrasi Equinox di Indonesia (Pixabay)



- Saat ini, Indonesia sedang memasuki puncak dari Musim hujan yang terjadi periode November hingga Maret saat ini, dan akan segera memasuki Musim Kemarau.

Meskipun musim kemarau di Indonesia baru akan terjadi pada bulan Mei mendatang, tentu ada baiknya untuk mengenali salah satu fenomena yang jarang diketahui oleh Masyarakat Indonesia.

Fenomena ini, sangat jarang sekali dijelaskan tetapi terjadi setiap dua kali dalam setahun, sehingga mempengaruhi cuaca panas yang berada di wilayah Garis Khatulistiwa.

Equinox, merupakan fenomena astronomi yang menyebabkan matahari melintasi garis khatulistiwa, dan itupun terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, yaitutanggal 21 Maret dan 23 September.

Baca Juga: Keji Tapi Kasus Hilang bak Ditelan Bumi! Oknum Pendeta Diduga Lakukan Aksi Kekerasan Seksual pada 5 Wanita

Ketika fenomena tersebut sedang berlangsung, matahari dengan bumi memiliki jarak paling dekat, dengan begitu wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan sinar secara maksimum.

Namun, meskipun mendapatkan sinar matahari secara maksimum, fenomena ini tidak secara keseluruhan dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis.

Fenomena ini tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap manusia, Namun beberapa dampak dari adanya fenomena tersebut salah satunya adalah menyebabkan gangguan pada satelit.

Karena selama equinox, matahari berada di belakang satelit di orbit geostasioner yang berada di khatulistiwa. Sehingga satelit-satelit akan terpapar radiasi matahari secara langsung.

Baca Juga: Identifikasi Perbedaan Zat Benda dan Makhluk Hidup, Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Halaman 101 Semester 2

Dengan adanya paparan radiasi sinar matahari, maka satelit-satelit tersebut akan mengalami gangguan, dan bahkan juga dapat berhenti memancarkan sinyal.

Sehingga, tidak jarang satelit komunikasi yang mengorbit di sekitar khatulistiwa akan mengalami gangguan, seperti koneksi internet lambat, radio statis, atau layar televisi membeku selama fenomena terjadi

Hal ini yang membuat, masyarakat harus bisa mengantisipasi cuaca panas, dan berusaha untuk menjaga stamina, kesehatan dan kekebalan daya tahun tubuh agar tidak mudah sakit.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Guswanto mengungkapkan jika fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrim.

Baca Juga: Membangun Usaha Pecel Lele: Menggali Potensi Pasar dan Sukses dalam Industri Kuliner

"Dampak di Indonesia terjadi pembentukan Konvergensi Antar Tropik, yaitu ketika daerah mengalami suhu tinggi dibandingkan dengan daerah sekitar, terkadang menyebut daerah ini dengan istilah equator thermal. Selanjutnya dapat menghasilkan pembentukan awan hujan," ungkap Guswanto, sebagaimana dikutip dalam ungkapan yang disampaikan pada Kamis, 21 Maret 2024.

BMKG menegaskan bahwa equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas yang terjadi di Eropa, Afrika dan Amerika yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrim di luar kebiasaan, dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Adapun dihimbau untuk tidak khawatirkan akan dampak dari equinox, karena suhu saat ini masih normal, yaitu antara 30-36 derajat celcius.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Menang Pilpres, Andre Rosiade: Alhamdulillah, Presiden-Wapres 2024-2029

Dengan kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab, tentu diharapkan untuk selalu menjaga stamina dan kesehatan mengingat saat ini sedang memasuki Bulan Ramadhan.

Dalam hasil dari laporan BMKG sampai dengan tanggal 19 Maret 2024, suhu terpanas terdeteksi di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang mencapai 35,6 derajat celcius.

Wilayah terpanas akan berubah setiap harinya, dihimbau juga bahwa suhu panas akan menciptakan awan hujan, sehingga masyarakat diimbau untuk mengantisipasi kondisi cuaca, dan menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.

Fenomena Equinox, sangat jarang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, namun yang pasti masyarakat harus selalu memantau kondisi cuaca setiap waktu.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat