- Pembangunan Jalan Tol Padang Pekanbaru, yang digadang-gadang sebagai berkah bagi konektivitas Sumatera Barat dan Riau, kini diselimuti duka.
Para korban penggusuran di ruas Pekanbaru Bangkinang masih menanti pembayaran tanah mereka yang belum lunas hingga saat ini.
Sejak dimulainya pembangunan pada tahun 2020, para pemilik tanah di sepanjang trase tol dijanjikan pembayaran yang cepat dan adil.
Baca Juga: Di Depan Andre Rosiade, Erick Tohir Sebut Dukung Semen Padang di Liga 1
Namun hingga kini harapan tersebut masih nampak jauh dari kenyataan yang sesungguhnya dialami masyarakat.
Diketahui bahwa pembangunan tol sepanjang 255 km yang berlokasi di Provinsi Sumatera Barat dan Riau ini terbagi menjadi 6 seksi.
Salah satu yang menarik perhatian adalah terowongan sepanjang 8,95 km di Payakumbuh, terowongan tol terpanjang di Indonesia.
Baca Juga: Remaja Sehat Tanpa Anemia dan Stunting: Ini Caranya!
Terowongan ini menjadi simbol kemajuan teknologi dan ambisi besar untuk meningkatkan infrastruktur di Sumatera.
Namun jika proyek tol ini mangkrak, terowongan terpanjang ini akan menjadi monumen yang sia-sia belaka.
Biaya fantastis yang selama ini telah digelontorkan oleh pemerintah Indonesia untuk membangunnya akan terbuang percuma.
Selain itu, di balik gemerlap terowongan tol sepanjnag 8,95 km yang menembus Bukit Barisan, tersembunyi luka mendalam dari para korban penggusuran.
Mereka dihantui rasa ketidakadilan dan ketidakpastian, dibayangi masa depan yang suram tanpa kejelasan kapan hak mereka akan dipenuhi.