- Pembangunan sebuah infrastruktur jembatan tentunya dirancang dengan berbagai macam teknologi di dalamnya.
Tentu mempunyai fungsi serta tujuan tertentu dalam pembangunannya, seperti dalam pembangunan jembatan yang dibangung di daerah Yogyakarta ini.
Pembangunan jembatan ini dirancang menggunakan teknologi yang tahan terhadap gempa bumi.
Jembatan ini akan menghubungkan Kapanewan Galur, Kulon Progo di sisi barat dan Kapanewan Srandakan, Bantul di sisir timur dengan nilai kontrak sebesar Rp814,83 miliar.
Dilansir dari berbagai sumber, pada 13 Juni 2024, proyek pembangunan jembatan ini bernama Jembatan Pondansimo dan didesain khusus untuk mitigasi risiko terhadap bencana gempa dengan menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing.
Penggunaan teknologi ini diberitahukan karena lookasi pembangunan jembatan berloaksi di dekat tepi pantai selatan Pulau Jawa dan lempengan aktif Indonesia-Australia.
Sebelumnya pembangunan jembatan Pondansimo ini juga telah diterapkan di Jembatan Kretek II.
Tujuan utama dari penggunaan Lead Rubber Bearing (LRB) yaitu untuk mengisolasi bangunan agar ketika terjadi gempa, tidak mengalami deformasi dan kerusakan yang diterima ringan.
Hal tersebut karena memanfaatkan energi tanah yang tersalur melalui fondasi direduksi karena adanya LRB.
Selain itu juga, LRB ini terbuat dari bahan elastomer (karet) dan pelat baja dengan bentuk bundar yang ditumpuk pada bagian tengah yang dikasih ruang untuk diisi dengan lead (timbal).
Bagian LRB ini mempunyai fungsi sendiri, karet pada ujung penutup bertugas sebagai penghubung isolator dengan struktur di atasnya.
Sedangkan karet bantalan memiliki fungsi untuk memperpanjang periode getaran bangunan, memberikan fleksibilitas lateral, dan mereduksi gaya inersia.