- Ruas jalan antara Padang dan Bukittinggi dikenal sebagai salah satu jalur terpadat di Sumatera Barat.
Setiap kali musim liburan, terutama saat Lebaran, kemacetan panjang hampir selalu menjadi pemandangan yang tidak terelakkan.
Bahkan di hari-hari biasa, kemacetan di daerah Koto Baru sudah menjadi rutinitas yang meresahkan pengendara.
Namun, fenomena kemacetan semakin parah pada Idul Adha 2024.
Pengguna jalan di Malalak dan Sitinjau Lauik mengalami kemacetan yang luar biasa, memperparah perjalanan yang sudah memakan waktu lama.
Jalur utama melalui Lembah Anai sedang dalam perbaikan pasca bencana galodo pada Mei lalu, memaksa pengendara untuk memilih jalur alternatif yang justru membawa kisah horor tersendiri.
Baca Juga: Oknum Jamaah Haji Asal Indonesia Bikin Ulah di Tanah Suci, Warganet: Gejala Akhir Zaman
Jalur alternatif Malalak, yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 2-3 jam, berubah menjadi mimpi buruk dengan waktu tempuh mencapai 10 jam pada hari Sabtu pekan lalu.
Ribuan kendaraan terjebak tanpa harapan, menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para pengendara.
Fatih Saadi dan Hanifa Azwa, warga Padang yang hendak pulang kampung ke Bukittinggi, menggambarkan perjalanan mereka sebagai "sungguh melelahkan".
Baca Juga: Teknik Alat Berat Politeknik Negeri Padang, 316 Peserta Bersaing Memperebutkan 24 Kursi
Kemacetan di Malalak dan Sitinjau Lauik tidak hanya mempengaruhi mobil pribadi, tetapi juga truk dan kendaraan besar lainnya, yang semakin memperburuk situasi.
Dampak putusnya jalan di Lembah Anai memang sangat besar, dan jalur alternatif seperti Malalak tidak dirancang untuk menampung volume kendaraan sebesar itu.