bdadinfo.com

Hati-hati Siberman! Terdapat Upaya Phishing dengan Mengatasnamakan BSSN Pakai Dalih Ransomware PDNS - News

Hati-hati Siberman! Terdapat Upaya Phishing dengan Mengatasnamakan BSSN.

- Mengingat insiden serangan ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengimbau masyarakat berhati-hati atas praktik phishing.

Phishing merupakan sebuah upaya untuk menjebak korban dengan tujuan mencuri informasi pribadi, seperti nomor rekening bank, nomor kartu kredit, dan kata sandi.

Tindakan ini dilakukan melalui berbagai media, seperti e-mail, panggilan telepon, media sosial, SMS bahkan teknik rekayasa sosial dengan memainkan psikologis korban.

Dilansir dari instagram @bssn_ri, pada 30 Juni 2024, saat ini sedang beredar Phishing atau upaya penipuan di dunia maya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sensitif, seperti informasi kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas yang terpercaya.

Baca Juga: Balapan Sprint MotoGP Belanda 2024: Francesco Bagnaia Jadi Juara, Marc Marquez Gagal Finis

Lembaga yang dipimpin oleh Hinsa Siburian ini kemudian mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk berhati-hati terhadap email yang mengatasnamakan BSSN dengan dalih ransomware.

"Dihimbau seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap pesan masuk email dengan mengatasnamakan Badan Siber dan Sandi Negara, baik itu melalui email ataupun media online" tambah BSSN.

Kemudian BSSN juga mengimbau masyarakat untuk mengaktifkan fitur anti-spam, tidak sembarang klik tautan yang mencurigakan dan memasang antivirus.

Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya punya Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mengalami serangan ransomware Brain Cipher pada Kamis, 20 Juni 2024 lalu.

Ransomware merupakan program malware atau jahat yang mampu mengunci data di komputer dengan enkripsi, kemudian berusaha memeras korban dengan tebusan.

Serangan ini sangat berdampak terhadap sejumlah layanan dan membuat data milik 282 kementerian ataupun lembaga dan pemerintah daerah di PDNS terkunci dan tersandera oleh peretas.

Diketahui, hacker tersebut meminta tebusan Rp131,2 miliar. Namun Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa pemerintah tidak akan menuruti tuntuan peretas tersebut.

Baca Juga: Kunjungi Daycare, Srikandi PLN Sumbar Peduli Anak

Terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan ketika terjadi serangan ransomware. Pertama yaitu semua data penting harus dicadangkan dengan teratur dan disimpan di tempat terpisah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat