bdadinfo.com

Ini Inspirasi Rizal Muslimin, Arsitek Masjid Raya Sumatera Barat: Hajar Aswad Jadi Salah Satunya - News

Masjid Raya Sumatera Barat  ((Dispar Prov. Sumbar))



- Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia dengan bentuk uniknya yang tidak memakai kubah.

Tanpa memakai kubah seperti masjid pada umumnya, Masjid Raya Sumbar sekilas mempunyai bentuk seperti rumah gadang khas Minangkabau. Namun, ternyata filosofi dan inspirasi bentuknya bukan sekadar dari rumah adat tersebut saja.

Dimulai pada 2007 dan selesai pada 2019, Masjid Raya Sumbar adalah karya dari arsitek bernama Dr. Rizal Muslimin. Desain ciptaan biro arsitektur Urbane asal Bandung ini terpilih melalui sayembara yang diikuti oleh 323 peserta.

Baca Juga: Empat Destinasi Wisata Kota Arang Sawahlunto yang Wajib Dikunjungi

Dr. Rizal Muslimin adalah arsitek sekaligus dosen arsitektur senior di University of Sydney. Gelar “Phd” didapatkannya dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat.

Sebelumnya gelar magister arsitek beliau dapatkan dari Institut Teknologi Bandung, sedangkan gelar sarjana di bidang yang sama didapat dari Universitas Parahyangan.

Diumumkan menang pada September 2006, tim yang diketuai Rizal Muslimin dengan ini mendapatkan hadiah Rp150 juta.

Baca Juga: Penasaran Sama 7 Kebun Binatang Tertua di Indonesia? Salah Satunya Ada di Sumatera Barat!

Sedikit selingan informasi, Urbane adala biro arsitektur asal Bandung yang didirikan pada 2004 oleh M. Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat saat ini.

Melalui website resmi Urbane, disebut bahwa Masjid Raya Sumbar yang terletak di Kecamatan Padang Utara ini terinspirasi dari tiga simbol, yaitu sumber mata air, bulan sabit dan gonjong rumah gadang.

Disebut juga bahwa desain yang diusung Rizal Muslimin memperlihatkan integrasi sejarah islam dalam konteks Padang dan tradisi yang dimilikinya. Tradisi adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah turut ambil andil peran penting.

Baca Juga: Contoh Penerapan Sila Keempat Pancasila, Kunci Jawaban Tema 1 Subtema 2 Kelas 6 Halaman 75 76 77 Semester 1

Makna adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah secara sederhana berarti adat MInangkabau diperkuat dan kokoh seperti rumah oleh dasar ajaran agama islam yang berpedomankan Al-Quran (kitabullah).

Atap Masjid Raya Sumbar dikatakan menggambarkan bentuk sebuah bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad.

Penggambaran di atas diambil dari kisah selisih pendapat antara empat kabilah suku Quraisy mengenai siapa yang berhak mengusung batu Hajar Aswad ke tempat semula setelah Ka’bah direnovasi.

Baca Juga: Air Bangis, Jadi Penopang Ekonomi Masa Kolonial Hingga Mendapat Julukan Mekkah Kecil

Nabi Muhammad SAW pun memutuskan untuk menggunakan selembar kain agar keempat perwakilan kabilah Quraisy bisa mengangkat batu Hajar Aswad. Keempat perwakilan akhirnya memegang masing-masing ujung kain.

Inspirasi dari Hajar Aswad juga dapat disaksikan melalui bentuk interior mihrab masjid yang berbentuk seperti batu Hajar Aswad. Di atas mihrab nampak ukiran kaligrafi Asmaul Husna pada bagian langit-langit masjid.

Dari tesis berjudul Representasi Nilai Keislaman dan Budaya Minangkabau dalam Desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diakses melalui perpustakaan digital milik ITB dam ditulis oleh Feni Kurniati pada 2016. menyebut jika desain Masjid ini juga punya efek ilusi optik.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kota Padang yang Diperingati Tiap Tanggal 7 Agustus

Ada tiga ilusi optik yang yang memberikan ekspresi yang berbeda-beda. Pertama ada sudut yang terlihat seperti pakaian adat Minang, lalu ada yang seperti rumah gadang dan terakhir dari kejauhan seperti empat orang yang mengangkat kain dari cerita Hajar Aswad.

Berdasarkan wawancara yang dikutip News dari tesis yang sama, Bentuk yang terinspirasi dari bentuk gonjong rumah gadang dipilih karena Rizal Muslimin telah lama suka sekaligus menelaah elemen-elemen arsitektur khas Minangkabau.

Masjid seluas 40.343 meter persegi ini memiliki tiga lantai dan dapat menampung sekitar 20 ribu jamaah. Lantai dasar berkapasitas 15 ribu jamaah dan sisa dua lantai di atasnya bisa memuat masing-masing 5 ribu jamaah.

Baca Juga: Waspada! Ini Daftar Rokok Ilegal yang Kerap Beredar, 6,3 Juta Sudah Dimusnahkan Bea Cukai Teluk Bayur!

Di samping bangun utama masjid bisa ditemukan menara setinggi 85 meter yang dibuka umum ke para wisatawan. Canggihnya, menara ini dilengkapi oleh lift.

Keindahan yang dimiliki Masjid Raya Sumbar membuatnya berhasil memenangkan penghargaan Abdullatif Al Fozan Award dari Madinah pada 2021 sebagai salah satu masjid dengan arsitektur terbaik di dunia.

Dengan filosofi yang kental akan sejarah islam dan pesan gotong royong serta persatuan, Masjid Raya Sumatera Barat adalah simbol apik yang perlu dijaga dan diteladani seluruh lapisan masyarakat. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat