- Tahapan Pemilihan Umum telah dilaksanakan, 3 kandidat bakal capres-cawapres telah mendaftarkan kepesertaannya di KPU RI.
Ke-3 kandidat tersebut ialah Anis-Imin yang diusung Koalisi Indonesia Perubahan, kemudian Ganjar-Mahfud diusung Partai PDI Perjuangan, dan disusul Prabowo-Gibran diusung Koalisi Indonesia Maju.
Pilpres 2024 capres-cawapres akan berlangsung pada 14 Februari 2024, partai pengusung dan tim pemenangan mulai gencar perkenalkan capres-cawapresnya di sosial media.
Baca Juga: Intip Strategi Pemberantasan Korupsi Versi Ketiga Capres, Siapakah yang Paling Menjanjikan?
Tidak jarang video-video yang kita temukan beragam aksi, mulai dari menjatuhkan, menjelekkan, memfitnah bahkan narasi-narasi untuk menciptakan kebencian antar pendukung.
Selain itu juga banyak ditemukan artikel-artikel yang mengandung unsur provokasi dan berisi hoaks, dilansir dari Kementerian Komunikasi dan Informasi pertanggal 19 Januari 2022 - 27 Oktober 2023 ditemukan isu hoaks Pilpres 2024 dengan total 101 artikel, jumlah ini akan terus meningkat setiap harinya.
Untuk dapat memenangkan Pilpres 2024 capres-cawapres harus dapat memenangkan sisi pikiran dan hati masyarakat.
Pikiran dalam hal ini berdasarkan fakta dan objektivitas, visi dan misi, kebijakan-kebijakan yang akan dibuat dan juga janji-janji jika terpilih presiden merupakan standar ukuran dimata masyarakat, karena sejatinya rakyat menilai dari segala aspek.
Akan tetapi masyarakat Indonesia masih cenderung memilih menggunakan hati (secara irasional) dan kenyataannya dalam membuat keputusan berhubungan langsung dengan pendidikan.
Semakin rendah pendidikan maka semakin irasional keputusan, dan semakin tinggi pendidikan maka semakin rasional dalam membuat keputusan.
Menurut data KPU, sekitar 56 persen pemilih Pilpres 2024 didominasi dari Milenial dan Gen Z dengan status pendidikan mayoritas tamatan SMA/K.
Memenangkan hati berhubungan dengan emosional, dan ada 5 emosional yang paling signifikan yaitu ketakutan, kebencian, kesedihan, kebahagiaan, dan kemarahan.