- Pemilihan Presiden yang akan dilaksanakan pada awal tahun 2024 mendatang akan diikuti oleh capres Anies, Prabowo dan Ganjar.
Kondisi politik nasional yang tidak pasti membuat politikus berfikir ekstra untuk dapat mencuri simpati dari masyarakat.
Tidak dipungkiri, cara-cara kontroversial pun mesti digunakan agar menjadi bahasan topik di politik tanah air agar keberlanjutan.
Mulai dari polemik putusan MK yang seakan memuluskan perjalan Gibran sebagai cawapres dari Prabowo.
Lalu Ganjar Pranowo yang memberikan nilai merah terhadap pemerintahan Jokowi dalam hal penegakkan hukum di Indonesia, serta praktik-praktik pemerintah layaknya orde baru.
Perseteruan tersebut bermula kala putra sulung Jokowi diusung mendampingi Prabowo di pilpres 2024, yang kemudian membuat hubungan Jokowi dan PDI Perjuangan saat ini tidak baik-baik saja.
Baca Juga: Libur Nataru Makin Asyik Lewat Sini, 5 Ruas JTTS Sepanjang 126 KM Beroperasi Gratis!
Menurut Afrimadona dibalik perseteruan antara PDI Perjuangan dan Jokowi justru membuat capres nomor urut 1 Anies diuntungkan.
"Dia tidak terlalu seolah-olah terlibat didalam konflik ini, jadi masyarakat mungkin menilai ini calon yang relatif santai-santai aja, gitu," ujarnya.
Selain itu ia menyebutkan bahwa peningkatan suara Anies atas tergerusnya suara dari Ganjar Pranowo yang merupakan capres nomor urut 3.
Baca Juga: Cocok untuk Generasi Muda dan Gen Z, Berikut Deretan Tips Jitu untuk Menjadi Pengusaha Baru
Kendati sejatinya situasi pemilih NU saat ini terbelah menjadi tiga, dan terbagi kesemua kandidat capres dan cawapres Anies-Imin, Prabowo-Gibran, dan juga Ganjar-Mahfud.
"Suara NU mengalami penurunan dan memang beralih ke Anies, didata kita suara Muhammadiyah pasangan Ganjar-Mahfud malah tidak ada. suara NU tersebar antara Anies dan Prabowo, gitu," kata Afrimadona, dilansir dari kanal YouTube Zulfan Lindan Unpacking.