– Pakistan dilanda krisis ekonomi yang parah, serta menyebabkan gelombang protes dari warganya di Islamabad, Ibu Kota Pakistan.
Dilansir dari laman resmi Al jazeera, Pakistan sendiri memiliki angka inflasi yang mengkhawatirkan.
Inflasi di Pakistan sendiri menyentuh angka 30 persen, serta hampir 40 persen masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan.
Tak hanya terdampak pada warganya, negara yang di juluki Khuda ki Basti, ini pun memiliki rasio utang yang tinggi.
Pakistan tercatat memiliki rasio utang terhadap bruto (PDB) yang menyentuh angka 72 persen.
Disinyalir terdapat beberapa masalah serius penyebab perekonomian Pakistan terjun bebas, salah satunya ialah tentang regulasi mata uang mereka, Rupee.
Pemerintah Pakistan sendiri sempat meliberalisasi nilai tukar mata uangnya (Rupee) sebagai bagian dari program International Monetary Fund (IMF).
Alasan bank sentral Pakistan meliberalisasi Rupee karena hal tersebut merupakan bagian kesepakatan sebelumnya Pakistan dengan IMF.
Namun setelah nilai tukar dicabut justru membuat nilai Rupee menjadi turun begitu drastis.
Direktur Fitch Rating sendiri melihat Rupee menjadi mata uang yang mendapatkan kinerja buruk dalam fungsinya.
Baca Juga: Miris! Seorang Pelajar SMP Di Bukittinggi Ditemukan Tidak Bernyawa Di Tumpukan Sampah
Hal tersebut dirinya katakan karena setelah nilai tukar dicabut, mata uang Pakistan terjun bebas.