- Presiden Joko Widodo telah menjadikan Tol Trans Sumatera sebagai salah satu proyek prioritas selama dua periode kepemimpinannya.
Dengan target ambisius sepanjang 2.790 kilometer, proyek ini telah mengalami kemajuan signifikan, mencapai 972 kilometer pada akhir masa jabatannya.
Namun, bagaimana nasib proyek monumental ini setelah kepemimpinan Jokowi berakhir?
Menurut Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto, proyek Tol Trans Sumatera akan tetap berlanjut di bawah kepemimpinan baru.
Budi Harto meyakini bahwa tol ini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Sumatera, membuka potensi baru di pulau tersebut.
"Saya yakin pemerintahan yang baru juga akan fokus untuk menyelesaikan Tol Sumatera ini. Karena dengan hadirnya tol ini, Sumatera akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru," ungkap Budi Harto.
Dalam wawancara khusus, Budi Harto menyoroti dampak positif yang sudah terlihat. Peningkatan sambungan listrik di sekitar Tol Trans Sumatera menjadi indikator pertumbuhan ekonomi.
Adanya penambahan sambungan listrik menunjukkan peningkatan aktivitas industri di sepanjang tol tersebut.
"Kami dapat informasi dari teman-teman PLN bahwa saat ini di beberapa tempat yang keluar masuk tol ini ada peningkatan penambahan sambungan baru yang cukup besar di atas rata-rata nasional. Ini menunjukkan bahwa di situ ada pertumbuhan ekonomi," ujar Budi Harto.
Dengan potensi ekonomi Sumatera yang melibatkan sektor sawit, gas, minyak, dan karet, Budi Harto optimis bahwa Tol Trans Sumatera akan mendorong hilirisasi dan pengembangan industri.
Proyek ini bukan hanya tentang konektivitas, tetapi juga mengenai transformasi ekonomi dan kemajuan wilayah.***