- MLFF memungkinkan pengguna tol tidak harus membuka kaca saat membayar di gardu tol.
Sehingga akan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, khususnya dengan efisiensi biaya dan kelancaran arus penumpang ataupun barang dan jasa.
MLFF telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 6 Tahun 2024.
Dilansir dari gaikindo.or.id, pada 27 Mei 2024, Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Gde Sumarjaya Linggih, menyambut positif ditetapkannya proyek sistem pembayaran tol nirsentuh (multi lane free flow) sebagai proyek strategis nasional.
MLFF merupakan metode pembayaran tol yang memungkinkan pengguna jalan melintasi gerbang tol tanpa berhenti.
Sistem ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) yang meliputi sistem-sistem seperti GPS untuk mengatur transaksi pembayaran.
Dengan menggunakan teknologi ini, transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi CANTAS pada Handphone yang dibantu oleh satelit.
Memanfaatkan teknologi satelit ini, sistem MLFF melakukan perhitungan otomatis tarif tol berdasarkan dengan jarak yang ditempuh kendaraan.
Hal ini juga mengeliminasi kebutuhan pada bilik tol dan mengurangi perlunya berhenti dan membuka kaca sehingga membuat laju kendaraan melambat di gerbang tol.
"Sejauh ini, setiap libur panjang datang seperti lebaran maupun akhir tahun, di sejumlah gardu tol selalu terjadi kemacetan yang menghabiskan banyak waktu," ucap Gde Sumarjaya Linggih.
"Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pemerintah terkait arus lalu lintas mudik lebaran, terjadi kemacetan akibat antrean di gerbang tol. Jalan tol di kota-kota besar seperti jakarta juga selalu macet di jam-jam pulang dan pergi kantor dan salah satunya yaitu karena antrean di gerbang tol," tambahnya.