- Idul Adha 1445H, momen penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia, menandakan puncak ibadah haji dan menjadi perayaan atas kesediahan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT.
Momen istimewa ini bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, tetapi juga tentang pengorbanan, keikhlasan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Di balik tradisi menyembelih hewan kurban, terdapat makna mendalam tentang ketaatan kepada Allah SWT, kepedulian terhadap sesama, dan mempererat tali persaudaraan.
Idul Adha menjadi momen untuk merenungkan kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, sebuah kisah yang penuh dengan pengorbanan dan keikhlasan.
Kesediaan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putra tercinta demi mematuhi perintah Allah SWT menjadi teladan bagi umat Islam untuk selalu patuh dan taat kepada Allah SWT, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Salah satu esensi utama Idul Adha adalah semangat berbagi dan kebersamaan.
Daging kurban yang dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat merupakan wujud nyata dari kepedulian dan rasa kasih sayang antar sesama.
Tradisi ini memperkuat rasa persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah, serta menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Di Indonesia, Idul Adha dirayakan dengan penuh semangat dan kemeriahan.
Umat Islam berbondong-bondong menunaikan Sholat Idul Adha di masjid atau lapangan, dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat.
Suasana berbagi dan kebersamaan ini menjadi ciri khas Idul Adha di Indonesia, memperkuat rasa persaudaraan dan kepedulian antar sesama.