bdadinfo.com

Asal Muasal Penyebutan Nama Bandara Internasional Sumatera Barat, Kenapa Dinamai Minangkabau? - News

Asal usul Bandara Internasional Sumatera Barat bernama Minangkabau (padang.go.id)

- Bandara Udara Internasional Minangkabau, saat ini merupakan bandara yang paling tersibuk di Pulau Sumatera.

Namun dalam pemberian nama Bandara, tentu tidak terlepas dari beberapa tokoh penting dari wilayah Indonesia yang berjasa dan berjuang dalam meraih Kemerdekaan Indonesia.

Contohnya seperti Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Sam Ratulangi di Manado, Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali, yang merupakan nama Bandara yang terinspirasi dari pahlawan Nasional di Indonesia.

Baca Juga: Sawahlunto, Kota Wisata Tambang Yang Menyimpan Sejarah Bencana Kemanusiaan, Ada Kerangka Manusia!

Meskipun Sumatera Barat memiliki beberapa tokoh pahlawan Nasional yang juga meraih gelar pahlawan nasional, tetapi tidak ada satupun nama yang terkenal di abadikan tempat yang bersejarah seperti Bandara.

Tidak banyak yang di ketahui sebelumnya, bahwa Bandara ini sebenarnya ingin menggunakan nama salah satu tokoh ternama seperti Imam Bonjol, Tan Malaka, Muhammad Yamin, Mohammad Hatta dan lainnya.

Akan tetapi mereka lebih memilih untuk menggunakan nama Minangkabau, karena Minangkabau merupakan nama besar suku minangkabau yang dilekatkan di sana, sebagai pemersatu kesatuan orang Minangkabau di seluruh dunia.

Baca Juga: Menapak Jejak Kebesaran Kesultanan Deli di Masjid Raya Al Mashun: Menelusuri Warisan Bersejarah Sumatera Utara

Tetapi berbicara soal Bandara di Sumatera Barat, tentu kita akan menjelaskan bandar udara yang dulunya merupakan Bandar Udara Tabing, yang saat ini menjadi markas pangkalan untuk angkatan udara.

Bandar Udara Internasional Minangkabau, dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun digunakan.

Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen (Mata Uang Jepang), dengan 10 persen di antaranya (sekitar Rp97,6 Miliar), yang merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Corporation (JICB).

Baca Juga: Rahasia Terbongkar! Ini Tips Usaha Restoran agar Jauh dari Krisis ala Rumah Makan Padang

Konstruksi bangunan tersebut melibatkan beberapa kontraktor dari Perusahaan ternama seperti Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan juga PT. Adhi Karya dari Indonesia.

Bandara yang berlokasi di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, berdiri di atas tanah seluas 4.27 kilometer persegi dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan lebar sekitar 45 meter.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat