bdadinfo.com

6 Desa Wisata Megalitikum yang Sudah ada Sejak Zaman Purba, No 1 dan 5 Ada di Pulau Sumatera - News

Situs Megalitikum yang ada di Kampung adat Bena Bajawa Flores   (boombastis.com)





- Setidaknya ada enam desa wisata yang di dalamnya memiliki peninggalan-peninggalan seperti situs peninggalan megalitikum, salah satunya ada di Pulau Sumatera.

Desa wisata tersebut sengaja dikelola oleh sejumlah desa untuk membangun kultur, budaya, dan daya tarik lain. Kawasan wisata megalitikum menyimpan banyak peninggalan sejak zaman megalitikum.

Zaman megalitikum sendiri dimaknai sebagai zaman batu-batu besar, di mana masyarakat menggunakan peralatan dari batu-batu berukuran besar. Sektor pariwisata menjadi salah satu kekuatan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Pakai 5 Terowongan Sekaligus, Tol Pekanbaru Padang Siap Pangkas Waktu Perjalanan Jadi 4 Jam Saja!

Kali ini akan membahas tentang Desa Wisata Megalitikum yang ada di Indonesia, salah satunya di Sumatera.

Dilansir dari website kemenparekraf.go.id pada 28 Agustus 2023, setidaknya ada enam desa wisata dengan situs peninggalan megalitikum yang tersebar di Indonesia, berikut rangkumannya:

1. Desa Bawomataluo (Nias)

Desa ini berlokasi di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Nias Selatan, Sumatera Barat.

Tradisi yang terkenal di desa ini adalah tradisi "Lompat Batu"

Baca Juga: Melongok Pesona Air Terjun Banja Loweh, Keindahannya Bak Surga Dunia

Desa Bawomataluo menjadi satu-satunya desa wisata yang sudah menyandang status sebagai desa budaya warisan dunia dari UNESCO.

Desa wisata ini memiliki peninggalan megalitikum yang ikonik, yaitu yang disatukan dalam Situs Tetegewo.

Umumnya, batu-batu di Situs Tetegewo ini digunakan untuk tempat pesta, karena banyak bentuknya yang berupa persegi, tugu, hingga meja bundar.

Peninggalan megalitikum di desa ini diperkirakan sudah ada sejak 5.000 tahun silam.

Baca Juga: Kabar Baik! Minggu Depan Kota Pariaman Kembali Laksanakan CFD

2.  Kampung Adat Bena Bajawa - Flores

Desa wisata megalitikum yang satu ini memiliki suasana yang asri nan eksotis.
Kampung Adat Bena Bajawa masih mempertahankan konsep menata wilayah khas megalitikum.

Hal tersebut dapat dilihat dari tata rumah-rumah yang dibangun mengikuti kontur tanah.

Sehingga ketika dilihat sekilas dari kejauhan, desa wisata ini nampak berundak.  

Kampung ini diperkirakan sudah ada sejak 1.200 tahun silam, dibuktikan dengan adanya Watu Lewa, batu besar lonjong.

Baca Juga: Desa Wisata Terbaik ADWI 2023, Sumatera Barat terbanyak di Sumatera

3. Desa Kamal - Jember

Desa ini berada di Kecamatan Arjasa Jember, Jawa Timur. Desa Kamal menyimpan beberapa batu peninggalan megalitikum di beberapa tempat seperti rumah warga, persawahan, hingga kantor desa.

Batu-batu tersebut berupa batu kenong, tugu batu, hingga menhir.

Batu kenong sendiri merupakan peninggalan megalitikum yang paling unik di desa ini, hingga sekarang sudah ada 59 batu kenong yang sudah ditemukan.

Baca Juga: Mengenal Tari Piring, Kesenian Khas Minangkabau yang Sempat Jadi Tradisi Pemujaan Pada Zaman Dulu

Batu kenong memiliki satu hingga dua tonjolan, jumlah tonjolan pada batu kenong memiliki makna tersendiri di zaman megalitikum.

Batu dengan satu tonjolan melambangkan lokasi penguburan, dan batu dengan dua tonjolan biasa digunakan sebagai alas rumah.

4. Kampung Praiyawang - Sumba

Suma memiliki desa wisata megalitikum yang menarik untuk dikunjungi, desa ini bernama Kampung Praiyawang yang berada di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Sumba Timur.

Tak hanya peninggalan megalitikum, desa wisata ini juga memiliki suasana yang kental dengan adat istiadat khas Perkampungan Sumba.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Hadiri Pesta Rakyat Simpedes BRI, 20.000 Orang Semarakkan Pesta UMKM

Kesan magis dan kuno juga terlihat dari arsitektur rumah dan barisan kuburan tua megalitikum di Kampung Praiyawang.

Kuburan tersebut diperuntukkan bagi para bangsawan pada zamannya. Terdapat pahatan-pahatan yang menjadi simbol filosofi pemilik makam.

5. Kampung Siallagan - Samosir

Dalam Bahasa Batak, Kampung ini juga disebut sebagai Huta Siallagan  yang artinya Kampung Siallagan.

Terletak di salah satu destinasi super prioritas, Huta Siallagan ditafsir sudah ada sejak ratusan tahun silam.

Baca Juga: Wisatawan Malaysia Kunjungi Ruang Baca Rimba Bulan Padang Panjang

Kampung dengan luas sekitar 2.400 meter persegi ini, dikelilingi tembok batu membentuk pagar dengan tinggi 1,5 hingga 2 meter.

Menurut cerita yang turun-temurun, tembok batu tersebut berfungsi untuk melindungi desa dari binatang liar dan serangan suku lain.

Selain Pagar Batu, peninggalan megalitikum lain yang ada di Huta Siallagan yakni adanya batu berbentuk meja dan kursi yang dulunya digunakan sebagai tempat menghukum pelanggar adat.

Baca Juga: Resmi Berakhir, Bupati Eka Putra: Alek Pacu Jawi Tanah Datar Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

6. Desa Patemon

Desa Patemon merupakan desa wisata yang ada di Situbondo. Setidaknya terdapat 26 peti jenazah dari batu atau sarkofagus yang ada di sini.

Sarkofagus di Desa Patemon diyakini sebagai sarkofagus terbesar yang ada di Pulau Jawa.

Ditemukan juga sisa perburuan liar di dekat sarkofagus.

Yang lebih unik, peneliti menemukan berbagai bekal kubur berupa manik-manik, fragmen gerabah, hingga alat pertukangan dari zaman megalitikum.

Baca Juga: Meriahkan HUT RI dan HUT Kota Padang, Wako Hendri Septa Lepas Jalan Santai Masyarakat Simpang Haru

Nah, demikian enam desa wisata megalitikum yang berapa di antaranya ada di Pulau Sumatera yang wajib kamu tahu. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat