- Pasukan tentara Israel masih memborbardir Rumah Sakit Al Shifa sejak Rabu, 15 November 2023 pagi waktu setempat.
Pihak media Al-Jazeera juga melaporkan setidaknya sekitar 30 orang dibawa keluar dari gedung RS Al-Shifa dengan pakaiannya dilucuti.
Baca Juga: Pj Wali Kota Pariaman Pimpin Apel Gabungan dan Pelepasan Tim Penertiban APK dan APS Peserta Pemilu
Pasukan nasionalisme Palestina, Hamas mengungkapkan ada 650 pasien dan 5.000 hingga 7.000 warga sipil lainnya yang terjebak di dalam halaman rumah sakit.
Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Palestina, memiliki sejarah yang kaya dan merupakan salah satu institusi medis terkemuka di wilayah tersebut.
Dibangun dan berkembang seiring berjalannya waktu, RS Al Shifa telah memainkan peran yang sangat penting dalam menyediakan layanan kesehatan kepada penduduk Gaza.
RS Al Shifa didirikan pada tahun 1946, tepatnya pada masa pemerintahan Inggris, dua tahun sebelum Inggris menarik diri dari Palestina.
Penamaan rumah sakit ini berasal dari kata Shifa yang dalam bahasa Arab berarti "penyembuhan".
Pembangunan rumah sakit ini merupakan tanggapan terhadap kebutuhan mendesak akan fasilitas medis yang mampu menangani korban akibat konflik dan kondisi kesehatan yang sulit.
Pada tahun 1967, tepatnya selama Perang Enam Hari, Israel merebut dan menduduki Jalur Gaza, termasuk rumah sakit ini.
Baca Juga: Waduh! Populer di Seluruh Dunia, Ternyata Starbucks adalah Bank yang Berkedok Kedai Kopi
Sejak saat itu, RS Al Shifa telah menjadi salah satu pusat medis utama di wilayah tersebut. Rumah sakit ini sering menjadi tempat penanganan cedera dan trauma akibat konflik bersenjata antara Israel dan Palestina.
Seiring berjalannya waktu sejak tahun 1946, RS Al Shifa mengalami perkembangan signifikan dan peningkatan kapasitasnya.