bdadinfo.com

Penemuan Warga Positif Antraks, Balai Besar Veteriner Langsung Terjun ke Lapangan - News

Penemuan Warga Positif Antraks    (pertanian.kulonprogokab.go.id)



 

News.COM - Paska temuan seorang warga meninggal dunia dengan positif antraks dan 87 orang lainnya positif antraks.

Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates Yogyakarta langsung terjun ke lapangan yang berada di Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Gunung Kidul.

Dengan menggunakan peralatan lengkap sesuai standar penanganan antraks, Tim gabungan dari BBVET dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunung Kidul terjun ke lapangan mengambil sampel tanah, lingkungan, dan beberapa sampel lainnya yang berada di lokasi positif antraks.

Baca Juga: Dirayakan Sejak Tahun 2009, Tanggal 7 Juli Diperingati sebagai Hari Cokelat Internasional

Pengambilan sampel ini dilakukan di seluruh lokasi yang terindikasikan adanya terdapat spora antraks.

Beberapa tempat yang diambil sampel tanahnya mulai dari tempat penyembelehan hewan, tempat pemotongan hewan, lokasi kandang dimana hewan dirawat serta lokasi lokasi lainnya yang dianggap rentan terjangkit antraks.

Pengambilan sampel tanah dan lingkungan ini bertujuan untuk mengetahui secara detail apakah masih ada spora antraks yang berkembang dilokasi tersebut.

Guna menyikapi perubahan wabah antraks semakin meluas, puluhan petugas melakukan penyemprotan disinfektan atau klorin disetiap kandung ternak milik warga maupun ke rumah- rumah warga setempat.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul melakukan penyemprotan disinfektan di setiap rumah milik warga di empat RT tersebut.

Berpakaian lengkap menggunakan alat pelindung diri (APD), para petugas ini melakukan penyemprotan di setiap kendang ternak milik warga.

Baca Juga: Wawako Padang Panjang Ingatkan Pentingnya Akreditasi RSUD untuk Peningkatan Mutu Pelayanan

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Purwono, sasaran utama penyemprotan dilakukan ke lokasi penyembelihan hewan yang terjangkit antraks maupun ke lokasi tempat saat membrandu daging.

Ia mengaku penyemprotan ini telah dilakukan dua kali paska temuan antraks di wilayah tersebut.

Jejak antraks pada manusia di Indonesia pertama kali terdapat kasus positif di Sumba Barat tahun 2007 dan ditetapkan oleh KLB.

Ketika ada kasus antraks yang pertama kali di Sumba Barat jumlah orang yang terpapar adalah 13 orang dan 5 orang meninggal dunia.

Pada tahun 2011 pernah terjadi di Boyolali- Sragen yang terpapar 24 orang dan di Sabu Raijua syang terkena 17 orang.

Pada tahun 2012 pernah terjadi di Takalar yang terkena 22 orang. Tahun 2013 terdampak wabah di Maros- Takalar terpapar sebanyak 11 orang dan meninggal 1 orang.

Pada tahun 2014 pernah terjadi di banyak kota yaitu Gowa, Maros, Barru, Sidrap, dan Bone dan yang terjangkit sebanyak 48 orang dan meninggal 3 orang.

Pada tahun 2016 kembali terjadi di berbagai kota yaitu Gowa, Pinrang, Maros, Sidrap, Polewali Mandar terjangkit sebanyak 52 orang.

Pada tahun 2017 terdapat berbagai kota yang positif terjangkit penyakit antraks yaitu Gorontalo sebanyak 45 orang, Blitar- Tulungagung berjumlah 25 orang, dan Gunung Kidul dengan total 4 orang terjangkit dan 1 orang meninggal.

Dan sejak 2020, 2022, dan 2023 daerah yang positif terjangkit antraks adalah Gunung Kidul. Dengan jumlah terbanyak di tahun 2023 dengan jumlah 87 orang positif dan ada juga yang meninggal. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat