bdadinfo.com

Perjuangan dan Tantangan Pekerja Perkebunan Tembakau Deli, Kehidupan di Era Kapitalisme Kolonial - News

Dinamika Para Pekerja Perkebunan Tembakau Deli Akhir Abad 19 (Narasi Sejarah)

Sumatera Timur, sebuah wilayah dengan tanah subur yang cocok untuk ditanami.

Pasalnya, Sumatera Timur telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat melalui pengembangan perkebunan.

Para pengusaha swasta didorong oleh pemerintah kolonial Belanda untuk membuka perkebunan di daerah ini, menjadikan Sumatera Timur sebagai pusat utama perkebunan di luar pulau Jawa.

Baca Juga: Mengenal 5 Oleh-oleh dari Nagari Air Bangis, Wilayah di Sumbar yang Tiba-tiba Terkenal karena PSN

Tanaman seperti tembakau, karet, teh, kopi, dan kelapa sawit memiliki prospek yang sangat menguntungkan dalam pasar dunia.

Momentum populernya tembakau Deli di pasar tembakau Eropa sebagai pembungkus cerutu terbaik di dunia memberikan dorongan besar bagi ekonomi Sumatera Timur.

Perusahaan-perusahaan perkebunan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk mengelola kegiatan industri perkebunan.

Baca Juga: Atlet Tampan Asal Sumatera Barat, Aero Sutan Aswar Juara Dunia Jetski Internasional World Finals

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kolonial Belanda mendatangkan tenaga kerja dari luar Sumatera dan luar negeri.

Pada abad ke-19, Sumatera Timur mengenal dua sistem kepemilikan tanah, yakni sistem vorstdomein dan prinsip volksdomein.

Sistem vorstdomein memperlakukan raja sebagai pemilik tanah yang memberi tanah kepada kawulanya untuk digarap.

Baca Juga: Bikin Bangga! Suharyo Sumowidagdo, Ilmuwan Indonesia yang Sukses Pecahkan Misteri ‘Partikel Tuhan’

Sistem volksdomein mengakui tanah sebagai hak milik individu yang menggarapnya.

Perkembangan lebih lanjut menjadikan tanah-tanah semacam ini sebagai tanah bersama (tanah komunal) dan diakui sebagai tanah adat dengan hak ulayat yang berlaku.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat