bdadinfo.com

Sumatera Dikenal Sebagai Pulau Emas, Penghasil Harta Karun Luar Biasa Sejak Zaman Kolonial - News

Tambang emas Martabe sudah beroperasi sejak tahun 2012 dan mempunyai area konsesi cukup luas, yakni sampai 130 ribu hektare mampu menghasilkan logam mulia 6 juta ton bijih setiap tahunnya.

- Sejak zaman kolonial, Pulau Sumatera dikenal dengan penghasil alam yang luar biasa. Emas, batu bara, timah, bauksit, hingga minyak dan gas alam. Semua ada.

Bukti sejarahnya, ada sisa tambang emas zaman kolonia di Lebong Tandai, Bengkulu. Wilayah terpencil yang dahulu kala sudah dilirik Belanda. 

Sumatera juga dikenal sebagai Pulau Emas, penghasil harta karun. Karena selain emas, ada migas yang bloknya menjulur dari Arun di Aceh, Riau, hingga di Prabumulih Sumatera Selatan. 

Baca Juga: Ternyata Diskon Tarif Tol Terpeka dan Tol Indralaya-Prabumulih Tidak Diberlakukan pada Puncak Arus Mudik dan Balik di Momen Lebaran 2024, Rugi Dong?

Emas, merupakan logam mulia yang bersifat lunak dan mudah ditempa, biasanya akan diubah menjadi bahan perhiasan, atau harta benda berharga yang diminati oleh siapa saja.

Selain pertambangan, perkebunan juga jagonya Sumatera. Kelapa sawit, karet, buah-buahan, dll.

Hasil-hasil bumi tersebut, sebagian besar dikelola oleh perusahaan asing, sehingga tidak mengherankan jika Sumatera menjadi pulau terkaya di Indonesia.

Baca Juga: Hore! 2 Ruas JTTS Ini Kena Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran 2024, Segini Besaran Harganya Setelah Kena Potongan Harga

Pulau Sumatera, yang memiliki 10 Provinsi, ternyata memiliki sejarah penting sebagai wilayah yang memiliki penghasil Emas dan sejenisnya hingga saat ini.

Dahulu kala, di Pulau Sumatera ditemukan logam mulia yang diperdagangkan di pelabuhan tua, Kabar tersebut mulai tersebar ke seluruh dunia, sehingga banyak yang mengincarnya untuk diperjual belikan karena nilai yang tinggi.

Salah satu negara yang paling banyak berdatangan ke Asia Tenggara adalah India. Mereka awalnya mencari emas di wilayah tersebut, termasuk Indonesia di dalam daftarnya.

Dongeng Negeri Emas

Terdapat salah satu dongeng klasik yang bernama Jataka, yang melukis pelayaran berbahaya ke Suvarnabhumi atau Negeri Emas. Dapula dalam Kisah Ramayanna dan cerita Tamil Pattinappalai pernah menyebutkan tentang Suvarnadvipa.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas One Way Jelang Mudik Lebaran 2024, Dishub Agam Persiapkan 65 Personel


Akan tetapi, kevalidan mengenai Suvarnabhumi atau Suvarnadvipa, masih diragukan oleh sejumlah peneliti, karena sumber utamanya tidak memiliki keterangan waktu yang tidak jelas.

Dua kata seperti Suvarnadwipa dan Suvarnabhumi, mengarah pada kemunculan Pulau Sumatera yang tercantum dalam Prasasti Nalanda di India pada tahun 860, Prasasti Tanjore tahun 1030, dan Prasasti Padang Roco tahun 1286.

Tidak hanya itu saja, kata tersebut juga menyerupai gelar raja abad ke 14, yang bernama Adityawarman, Raja Minangkabau.

Baca Juga: Asyik! Jalan Tol di Lampung dan Sumatera Selatan Dikenai Diskon Tarif Tol 20 Persen Jelang Mudik Lebaran 2024, Mulai Berlaku Mulai pada…

Menurut Slamet Muljana dalam catatan Kerajaan Sriwijaya, sang raja pernah mengambil gelar Kanakamedinindra artinya ‘yang dipersatukan di Pulau Emas’.

Nama Suwarnadwipa, juga dipakai untuk sebuah nama prasasti Pagaruyung, yaitu sebuah prasasti yang ditemukan di Kapalo Bukit Gombak, Kecamatan Nagari Baringin, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Isi prasasti tersebut, ditulis singkat dan terdiri dari dua baris, yaitu tentang seorang tokoh bernama Tumanggung Kudawira.

Baca Juga: Fakta Menarik Desa Lebong Tandai, Desa Penghasil Emas Bagian Atas yang Menjadi Ikon dari Monas Saat Ini

Prasasti ini, ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan menggunakan aksara Sanskerta, sehingga Bentuk goresan aksara tidak terlalu baik, sehingga penulis yang memahatkannya tidak terlalu terampil.

Sumatera, merupakan pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas sekitar 473.481 km persegi, dengan jumlah Penduduk pulau sekitar 57.940.351.

Pulau ini, dulunnya dikenal dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas/Indalas, atau Suwarnadwipa.

Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah, Suwarnadwipa yang disebut 'pulau emas' atau Suwarnabhumi yang artinya 'tanah emas'. Nama-nama ini sebenarnya sudah dipakai dalam naskah India pada awal Masehi.

Baca Juga: Hore! 2 Ruas JTTS Ini Kena Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran 2024, Segini Besaran Harganya Setelah Kena Potongan Harga

Naskah Buddha yang paling tua yaitu, Kitab Jataka, menceritakan tentang pelaut dari India yang menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana pernah dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana sampai ke Suwarnadwipa.

Itulah dibalik cerita Pulau Sumatera, yang saat ini dikenal dengan Pulau penghasil Emas, meskipun cerita dari masa lalu masih tetap ada dan dipertahankan hingga saat ini.

Tidak kaget, jika kalian bisa menemukan tempat-tempat seperti pabrik emas di beberapa kota di Sumatera, yang memiliki nilai yang tak tertandingi oleh apapun itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat